SUARABMI.COM - Seorang PMI asal Ponorogo, Yanto, sejak pertengahan Februari lalu menderita stroke akibat tumor otak yang dideritanya, saat ini ia sedang menjalani terapi di Rumah perawatan atau panti jompo kota Pingtung setelah keluar dari RS Chang Gung Kaohsiung akhir Maret lalu.

Yanto yang sudah bekerja di Taiwan selama lima tahun, awalnya tiba-tiba pingsan setelah mandi dan minum kopi pada pagi hari, atas bantuan temannya yang warga Taiwan, Yanto dilarikan ke RS Pingtung untuk melakukan tomografi otak, ternyata hasilnya menunjukkan adanya perdarahan intrakranial.

Karena kondisi Yanto yang cukup serius, ia segera dirujuk ke Rumah Sakit Chang Gung Kaohsiung untuk menjalani operasi otak. 
[post_ads]
Kebetulan istri Yanto yang bernama Yanti juga bekerja di Taiwan. Ia menemani Yanto selama di rawat di ruangan ICU. Kondisi Yanto terus diawasi, tidak menutup kemungkinan harus dilakukan operasi lagi. 

Menurut keterangan sekretaris TCESIA yang menangani kasus Yanto, Muriel Yu, mengatakan, dalam beberapa hari kondisi Yanto sudah kritis yaitu antara hidup dan mati, namun setelah menjalani perawatan keadaannya pelan-pelan terus membaik hingga pada 26 Februari ia sudah diizinkan keluar dari RS kemudian dirawat di panti jompo.

Untuk memudahkan dalam perawatan setelah Yanto pulang ke Indonesia nanti, lanjut Muriel Yu, pada tanggal 30 Maret Yanto kembali menjalani operasi yang kedua kalinya.

Sebenarnya istrinya sudah berdiskusi dengan keluarga Yanto, ia berencana untuk membawa Yanto pulang ke Indonesia supaya dijaga oleh kakaknya, akan tetapi, agen masih mempertimbangkannya mengingat kondisi Yanto saat itu masih belum bisa berjalan sendiri, harus duduk di kursi roda serta belum bisa bicara, masih membutuhkan waktu untuk bisa pulih seperti semula.
[post_ads_2]
Menurut agen, apabila Yanto pulang sekarang, sedangkan keluarganya tidak mempunyai pemasukan untuk membiayai Yanto selama perawatan rehabilitasi, biaya terapi serta biaya transportasi. Keadaan ekonomi keluarga Yanto juga tidak stabil, ibunya juga sedang sakit stroke, sementara kakaknya Yanto tidak bisa bekerja karena menjaga ibunya.

Atas pertimbangan di atas, agen menganjurkan supaya Yanto menjalani perawatan di Taiwan untuk memulihkan kesehatannya terlebih dahulu. Selain itu, juga kawatir karena adanya pandemi COVID-19, jika Yanto pulang akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Atas persetujuan istrinya, akhirnya Yanto dipindahkan ke panti jompo yang biaya perbulannya sekitar NTD 30.000.

Sementara itu, direktur Asosiasi Layanan Ketenagakerjaan Kaohsiung (KESIA), Lu Xi-an (呂錫安) sudah beberapa kali pergi ke Rumah Perawatan Pingtung mengunjungi Yanto, membantunya dan memberi semangat. Ia berjanji akan melakukan open donasi kepada anggotanya untuk meringankan beban Yanto, supaya ia bisa segera pulang ke Indonesia melakukan perawatan lanjutan. (hanitw)