SUARABMI - Kekurangan tenaga kerja di bidang pertanian di Taiwan dalam beberapa tahun terakhir sangat merugikan. Oleh karena itu, mulai partengahan tahun lalu depnaker telah membuka perekrutan pekerja migran untuk sektor pertanian.
Asosiasi Petani Nasional Taiwan mendirikan organisasi nirlaba yang memberikan prioritas untuk membantu petani teratai liar atau lotus di daerah Meinong, Kaohsiung yang kekurangan pekerjaan dan ingin merekrut pekerja migran.
Untuk gelombang pertama, bulan ini telah mendatangkan sembilan pekerja migran dari Thailand dan sudah mulai bekerja di Pembudidayaan Teratai Liar Meinong.
[post_ads]
Menurut penjelasan pengusaha, dalam waktu kurang lebih satu minggu mereka sudah bisa mempelajari prosedur dasar untuk mencabut lotus dan membersihkannya.
Berbeda dengan perusahaan agensi pekerja migran pada umumnya, asosiasi petani yang menerima pengajuan dari asosiasi petani lokal untuk merekrut pekerja migran sektor pertanian hanya memungut biaya jasa, dan tidak membebankan biaya service ke pekerja migran.
Selain itu, pengusaha atau majikan menyediakan makan sehari tiga kali dan juga menyediakan asrama. Serta bisa menikmati asuransi kesehatan tenaga kerja dan perlindungan upah dasar.
[post_ads_2]
Dirjen Asosiasi petani, Zhang Yongcheng menyatakan bahwa permasalahan usia petani yang semakin menua sehingga tenaga kerja berkurang secara serius, maka untuk menutupi kekurangan pekerja di sektor pertanian yang tersebar di seluruh Taiwan membutuhkan sekitar 100.000 tenaga kerja.
Sebagaimana dilansir United Daily News (16/11) Asosiasi petani merencanakan tahun depan bisa merekrut setidaknya 3000 pekerja migran lagi dan diharapkan secara bertahap akan bisa mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja pertanian.
Hingga saat ini Asosiasi petani telah mendatangkan ratusan pekerja migran yang dipekerjakan di beberapa sektor pertanian di Taiwan. (haniTW)