Meninggal Karena Sakit Kepala dan Ditemukan Tergeletak Dikamar Mandi, Keluarga Mbak TKW Asal Indramayu Ini Dimintai Uang 170 Juta Untuk Pemulangan Jen
Indramayu, Mendapat kabar Suniah (50), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu, meninggal dunia di Mesir, keluarga selain kaget dan berkabung, juga merasa kebingungan.
Alasannya, jenazah TKW asal Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat yang meninggal pada Selasa (19/1/2021), itu sulit untuk dibawa pulang ke Tanah Air. Suniah sendiri diketahui ditemukan meninggal dunia seusai mengalami sakit kepala.
Ia ditemukan tergeletak di kamar mandi rumah majikannya di Mesir setelah 3 jam tidak keluar dari kamar mandi.
Keluarga di Indramayu mengaku kebingungan untuk memulangkan jenazahnya ke Indonesia, karena disebutkannya KBRI minta uang.
[post_ads]
Keluarga mendapat kabar bahwa konsuler kedutaan besar republik indonesia ( KBRI) di Mesir meminta sejumlah uang dalam nominal besar untuk biaya pemulangan jenazah.
Terlebih, Suniah sendiri diketahui merupakan TKW yang diberangkatkan secara ilegal pada sekitar tahun 2018 lalu.
"Katanya itu kalau ingin jenazah dipulangkan ke tanah air harus menyiapkan uang dalam jumlah besar, pihak kedutaan di sana yang bilang saat mengabari kakak saya meninggal," ujar adik Suniah, Kasman (48) sebagaimana dilansir tribuncirebon, Rabu (20/1/2021).
Kasman melanjutkan, selain meminta uang dengan nominal besar, konsuler tersebut juga menyampaikan, untuk proses pemulangan jenazah kemungkin akan memakan waktu yang lama. Yakni, sekitar 1-2 bulan dengan alasan pandemi Covid-19.
"Sampai sekarang kami dari pihak keluarga belum memutuskan harus bagaimana, masih mau berembuk dulu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi mengaku menyesalkan adanya permintaan uang tersebut.
Pemerintah desa pun, diakui dia, sama seperti pihak keluarga diberi kabar soal biaya yang harus disiapkan oleh pihak konsuler di Mesir.
"Cuma sedikit yang kami pertanyakan kepada konsuler yang ada di Mesir, kenapa masyarakat kami itu seakan-akan ditakut-takuti untuk pemulangan jenazah ini, karena kalau ingin dipulangkan harus bayar Rp 170 juta," ujar dia.
[post_ads_2]
Nominal tersebut disebutkan, Asyriqin Syarif Wahadi, tidak masuk akal. Bahkan seharusnya, pihak keluarga tidak dibebani biaya sepeser pun untuk pemulangan jenazah.
Negara seharusnya bertanggungjawab penuh dan harus hadir melindungi warga negaranya dengan mengedepankan sisi kemanusiaan.
"Kalau di pulangkan ya di pulangkan kalau seandainya kebijakan untuk dikuburkan di sana, tolong jangan ditakut-takutin masalah finansial," lanjut Asyriqin Syarif Wahadi.
Di tempat terpisah, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih turut menyesalkan adanya permintaan uang tersebut.
"Ini dia (Suniah) sebagai pekerja di sana, orang ter**ris saja bisa dipulangkan tanpa dipungut biaya," ucapnya.
source: tribunecirebon
COMMENTS