Taoyuan, Taiwan
–  Dinding apartemen yang sunyi di Zhongli, Taoyuan, Taiwan, menjadi saksi bisu tragedi cinta yang berujung maut.  Seorang TKA bernama Mark tega menghabisi nyawa kekasihnya, Michelle,  dalam sebuah perselisihan asmara yang diwarnai amarah tak terkendali.

Kisah pilu ini bermula di bulan Juli tahun lalu. Mark dan Michelle,  pasangan kekasih yang sama-sama berasal dari Filipina, terlibat cekcok hebat.  Emosi Mark memuncak,  ia mencekik Michelle hingga tak sadarkan diri.  Tak berhenti di situ,  Mark  menghujamkan obeng dan pisau dapur ke tubuh Michelle hingga meregang nyawa.

Seakan dirasuki iblis, Mark  memutilasi tubuh Michelle di kamar mandi apartemen mereka.  Darah berceceran,  potongan tubuh korban berserakan,  menciptakan pemandangan mengerikan yang  membuat bulu kuduk merinding.

Keesokan harinya,  ketika Michelle tak kunjung datang bekerja,  sang majikan  curiga.  Bersama seorang agen,  mereka mendatangi apartemen Michelle.  Betapa terkejutnya mereka  menemukan  jejak  kekejian yang  tak terbayangkan.

"Mengerikan! Tak menyangka hal seperti ini terjadi di lingkungan kami," ujar salah seorang tetangga yang syok.

Polisi segera bergerak cepat,  Mark  ditangkap dan dijebloskan ke penjara.  Pisau dapur dan obeng yang menjadi alat kejahatan  disita sebagai barang bukti.  Kasus ini pun  disidangkan di Pengadilan Distrik Taoyuan dengan melibatkan hakim nasional.

Di persidangan,  Mark  tak dapat mengelak dari perbuatannya.  Ia  divonis  penjara seumur hidup,  dicabut hak publiknya seumur hidup, dan akan dideportasi setelah menjalani hukuman.

"Perbuatan terdakwa sangat keji dan  melanggar nilai-nilai kemanusiaan,"  tegas hakim  saat membacakan putusan.

Tragedi cinta berdarah ini menjadi tamparan keras bagi kita semua.  Pentingnya mengelola emosi dan menyelesaikan konflik secara damai menjadi pelajaran berharga.  Semoga  kasus ini  menjadi yang terakhir dan  tak terulang kembali di mana pun.