SUARABMI - Seorang pekerja wanita Indonesia (TKW) asal Blora, Jawa Tengah (Jateng) ditemukan meninggal dunia di Malaysia.
Korban diketahui bernama Mulyani, warga Jalan Beringin Timur, Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora, Blora, Jateng.
Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan melalui Kapolsek Blora AKP Djoko Supriyo membenarkan adanya kasus TKW meninggal tersebut. Djoko bersama dengan Forkompimcam Blora Kota, memberi kabar kepada pihak keluarganya.
"Ya, tadi begitu ada info ada TKW asal Kelurahan Mlangsen, kami langsung mengenakan Bhabinkamtibmas benergi dengan Bhabinsa mencari alamat berdasarkan foto dari orang yang memberi informasi," kata AKP Djoko Supriyo, Sabtu (21/11/2020).
[post_ads]
Djoko menambahkan, penemuan jenazah ini berawal ketika ada seorang PMI asal desa Muraharjo, Kecamatan Kunduran bernama Sumar mengabarkan berita duka kepada Kepala desa setempat Karsono. Kabar itu disampaikan melalui pesan singkat WhatsApp.
Sumar memberitahukan kepada Karsono bahwa ada seorang TKW asal Mlangsen Blora, meninggal dunia pagi tadi. Korban dalam keadaan hamiil.
"Ninggale mau esuk, saiki wis ning Hospital Kulim Haetex, Malaysia. Aku njaluk tulung golekake keluargane, sebab nak raketemu keluargane gak iso diurusi (meninggalnya tadi pagi, sekarang sudah di Hospital Kulim Haetex, Malaysia. Saya minta tolong carikan keluarganya. Sebab kalau tidak ketemu keluarganya tidak bisa diurus) " kata Sumar melalui WhatsApp.
Sumar mlanjutkan, korban bernama, Yani yang merupakan putri dari Sunardi warga Mlangsen. Dari informasi itu, Karsono selaku kepala Desa Muraharjo mengabarkan kepada Forkompimcam di Blora Kota.
"Saya langsung minta fotonya dan memgabarkan ke Forkompimcam Blora, bahwa saya ditelepin warga katanya ada TKW meninggal dunia dalam keadaan hamil tanpa identitas meninggal, di Malaysia," katanya.
[post_ads_2]
Setelah dilakukan penelusuran oleh Forkompimcam Blora, yang terdiri dari Kapolsek, Camat dan Koramil, korban adalah anak dari Supardjan dan Wagiah yang sudah hampir 10 tahun hilang kontak tidak ada kabar.
Sunardi merupakan mertua korban. Waktu itu korban ikut suaminya yang berasal dari Madura pergi ke Jakarta, kurang lebih 10 tahun yang lalu.
Keluarga korban hilang kontak. "Dan selama itu korban tidak pernah memberi kabar, serta tidak pernah pulang ke Blora, mendengar kabar anakanya meninggal orang tuanya shcok," kata Karsono.
Dari keterangan Sumar, korban meninggal karena pendarahan. Korban meninggalkan tiga orang anak, satu laki laki dan dua permpuan. Keluarga di Blora menginginkan korban dimakamkan di Blora.
source: inews