Baru Tiba di Taiwan 16 Maret Kemarin, TKI Ini Dinyatakan Positif Cikungunya dan Hingga Saat Ini Masih Dikarantina
Taiwan, Seorang pekerja migran Indonesia didiagnosis demam Chikungunya, kasus pertama di Taiwan tahun ini, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), Selasa kemarin.
Pria berusia 20-an itu melakukan tes darah dan tes COVID-19 setibanya di Taiwan pada 16 Maret di bandara setelah dia merasakan demam.
Hasil tes kembali positif untuk demam Chikungunya. Pasien saat ini menjalani karantina di rumah sakit untuk perawatan, kata CDC dalam siaran pers. Namun untung kedua temannya yang bersama dia tidak menunjukkan gejala yang sama.
[post_ads]
Seperti demam berdarah, demam Chikungunya ditularkan oleh nyamuk dan memiliki masa inkubasi dua hingga 12 hari. Juga, seperti demam berdarah, gejalanya meliputi demam mendadak, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, mual dan kelelahan.
Komplikasi serius tidak umum terjadi, kecuali pada beberapa orang lanjut usia, dan kebanyakan pasien akan pulih dalam 7 hingga 10 hari.
Sejak Taiwan mendaftarkan Chikungunya sebagai penyakit yang harus dilaporkan pada Oktober 2007, tercatat 232 kasus yang dikonfirmasi.
[post_ads_2]
Mayoritas kasus telah diimpor (211), 90 persen di antaranya berasal dari negara-negara Asia Tenggara, terutama Myanmar (70), Indonesia (62) dan Filipina (28), menurut data CDC.
CDC telah menyarankan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan ketika mengunjungi negara-negara Asia Tenggara dan tempat-tempat di mana Chikungunya merajalela.
Siapapun disarankan untuk menggunakan pengusir serangga yang disetujui pemerintah, mengenakan pakaian lengan panjang berwarna terang, dan memilih tempat yang memiliki kaca di pintu dan jendela.
focustaiwan
COMMENTS