Kabar duka datang dari Malang Jawa Timur, dimana 129 orang dikabarkan meninggal dunia dalam kerusuhan yang terjadi semalam di stadium kanjuruhan Malang dalam derbi Arema vs Persebaya.

Kabar duka datang dari Malang Jawa Timur, dimana 129 orang dikabarkan meninggal dunia dalam kerusuhan yang terjadi semalam di stadium kanjuruhan Malang dalam derbi Arema vs Persebaya.

Dalam kronologi kejadian yang beredar, Arema kalah dengan Persebaya dengan skor 2:3 sehingga kekalahan di kandang ini membuat suporter Aremania turun ke lapangan untuk melampiaskan kekesalan dan kemarahan.

Suasana yang tidak kondusif di dalam lapangan, memaksa aparat turun tangan hingga menembakkan gas air mata ke perusuh.

Karena panik, akhirnya para suporter lari tunggang langgang keluar stadium, karena pintu yang kecil sedangkan masa yang banyak berdesakan, membuat masa berdesakan dan kekurangan oksigen sehingga banyak diantara mereka tumbang.
[post_ads]
Kapolda Jatim Nico Afinta mengungkapkan penyebab besarnya jumlah korban yang meninggal dunia. Ia menyebut karena terjadi penumpukan massa.

“Terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas kekurangan oksigen,” kata Nico saat memberikan keterangan di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022).

Ada yang meninggal di tempat ada juga yang meninggal dirumah sakit setelah berusaha ditolong dengan kondisi yang kritis.

“Telah meninggal 129 orang, dua di antaranya anggota Polri,” ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada wartawan di Polres Malang. Kabar awal 127 orang kemudian bertambah korban menjadi 129 orang.

Nico mengatakan yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang. Sementara korban yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses pertolongan.
[post_ads_2]
Kerusuhan tersebut semakin membesar setelah adanya sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Bahkan untuk menyelamatkan para pemain, mereka diangkut dengan kendaraan taktis TNI baracuda, mereka pun masih dilempari botol, batu hingga mobil yang memuat pemain tersebut terlihat pecah kacanya karena lemparan batu.

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Dari 129 korban meninggal, diketahui 127 merupakan suporter Arema Malang dan 2 orang petugas dari kepolisian.