Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bernama Dewi Roikhatul Jannah (50) diketahui meninggal saat bekerja di rumah majikannya, Kuala lumpur, Malaysia.
Heri Triwibisono (32), anak Dewi, Senin mengemukakan kabar kematian ibunya itu ia dapatkan saat ada seorang perempuan yang mengaku sebagai agen penyalur tenaga kerja di Malaysia.
"Ia menyampaikan bahwa ibu telah meninggal karena terpeleset di kamar mandi. Saya cukup terkejut, karena sebelumnya ibu sehat-sehat saja," katanya ketika ditemui di rumah ibunya, Dusun Jabang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.
Ia mengaku cukup resah dengan kabar yang diberikan oleh perempuan tersebut. Terlebih lagi, perempuan itu meminta agar ia mengirimkan uang Rp20 juta untuk proses pemulangan jenazah.
Heri mengatakan, dia sempat meminta alamat dari penyalur tersebut, dan diberikan alamat di Jalan Wilis 2 Kota Kediri. Namun, saat ia mengecek di lokasi, ternyata tidak ada rumah yang digunakan sebagai PJTKI.
[post_ads]
Setelah ada kabar dari perempuan yang mengaku sebagai penyalur para TKI itu, ternyata ada majikan dari tempat ibunya bekerja menghubunginya dan mengabarkan tentang kematian ibunya. "Saat itu, majikan itu mengatakan kesanggupannya untuk membayar orngkos pengiriman jenazah lewat udara ke Surabaya.
Dan, jenazah telah datang pada Sabtu (1/10) lalu dan langsung kami kuburkan," kata pria yang bekerja di Batam ini. Ia mengatakan, tidak terlalu meneliti jenazah ibunya, dan hanya melihat wajahnya saja untuk memastikan itu adalah ibunya.
Ia juga merasa sedih, karena ibunya tewas tanpa didampingi keluarga. "Kalau ada penyiksaan, itu kami sudah pasrah, biar Tuhan yang menghukum," kata Heri pasrah.
Walaupun sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat, Heri mengaku masih kesulitan untuk mengurus hak-hak ibunya, termasuk gaji yang selama enam bulan belum dibayar oleh majikannya.
Terlebih lagi, PJTKI tempat ibunya berangkat alamatnya sudah tidak jelas. Alamat kantor yang diberikan oleh perempuan yang sempat menghubunginya ternyata palsu. Ia berharap, pemerintah membantunya untuk mengurus hak-hak ibunya.
Terlebih lagi, ibunya termasuk sudah cukup lama kerja di Malaysia, berangkat sejak 2003. "Saya masih punya nomor agen dari Malaysia, tetapi ia seakan hendak lepas tangan.
[post_ads_2]
Agen itu hanya meminta saya menunggu, tanpa ada kejelasan," ucapnya dengan agak kesal. Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Kediri, Edhi Purwanto mengaku belum menerima laporan tentang TKW dari kabupaten yang meninggal tersebut.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait. Jika TKW bersangkutan berangkat secara resmi, tentunya akan lebih mudah proses pengurusan hak-haknya, tetapi jika tidak resmi, pemerintah juga kesulitan untuk mengurusnya.
"Tentunya, harus dilihat dia berangkat resmi atau tidak. Kami akan coba koordinasi dengan Kemenlu tentang laporan itu," ucap Edhi.
antaranews