Kabar Bahagia, Ada 14.000 Lowongan Kerja Ke Korea Selatan Dengan Biaya 25 Hingga 30 Juta dan Proses Mudah
SUARABMI - Pemerintah kota Tegal sedang mendalami peluang kerjasama untuk penempatan TKI di Korea Selatan dalam waktu dekat ini.
Peluang kerjasama ini telah disepakati dalam MoU penempatan dan perlindungan pekerja migran antara pemkot Tegal dengan konsorsium Inko di hotel Premiere Kota Tegalm Sabtu (10/10) kemarin.
Sebagaimana dikutip dari pantura post, perjanjian kerjasama tersebut dihadiri dan ditandatangani oleh Walikota Tegal, Dedy yon Supriyono bersama jajaran terkaitnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Tegal, R. Heru Setyawan mengatakan bahwa tingkat pengangguran di tegal cukup besar dimana tahun 2019 lalu tercatat 8,07%. "Masalah yang kita hadapi di kota tegal adalah tingkat pengangguran yang cukup besar" Tutur Heru.
Masih menurut Heru, pemerintah sedang mengupayakan untuk memperluas lapangan kerja dimana salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan.
[post_ads]
Heru menjelaskan, otoritas yang melakukan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan undang-undang adalah badan atau perusahaan yang tergabung dalam Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
Salah satu yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tegal adalah Inko, konsorsium 5 P3MI yang telah memiliki Surat Izin Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (SIP3MI).
Heru menjelaskan, untuk penempatan TKI di luar negeri, P3MI harus memiliki SIP3MI. Tidak hanya itu, persyaratan lain yang harus dimiliki P3MI adalah Surat Izin Perekrutan Pekerja Migran Indonesia (SIP2MI).
Untuk mendapatkan SIP2MI, konsorsium P3MI harus memiliki perjanjian kerjasama penyelesaian dengan Negara tujuan dan harus ada permintaan TKI dari perusahaan penempatan.
"Oleh karenanya untuk bekerja di Korea Selatan, harus ada job order dulu, permintaan dari perusahaan Korea untuk mendatangkan TKI" Ujarnya.
Heru menjelaskan, P3MI harus memiliki rancangan perjanjian penempatan, agen dengan agen, dan terakhir ada draf kesepakatan kerja dengan TKI.
Untuk mendapatkan SIP2MI dengan syarat seperti itu, Pemerintah Korea Selatan mengharapkan konsorsium P3MI membuat perjanjian kerja sama dengan Pemerintah daerah, minimal tiga pemerintah daerah. Kota Tegal adalah salah satu kota pemerintahan yang digandeng Inko untuk bekerja sama memperluas lapangan kerja di Korea Selatan.
Heru menambahkan, saat ini pekerja migran asal Tegal yang terdaftar resmi bekerja di Korea Selatan tidak lebih dari 200 orang.
Dengan adanya rencana ini, Heru berharap dapat memberikan sosialisasi, informasi dan pelatihan, agar para pencari kerja memiliki wawasan untuk bekerja di luar negeri.
[post_ads_2]
Ketua Inko Abdullah Saleh Alwini mengatakan dia sedang mencari izin untuk penempatan pekerja migran di Korea Selatan. Pihaknya akan mengantongi ijin dari negara penempatan jika sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah asal calon TKI kedepannya, minimal 3 daerah.
Abdullah Saleh Alwini menyampaikan bahwa pihaknya sudah mendapat 14.000 job order dari Korea Selatan untuk lowongan daerah yang sudah bekerja sama dengan Inko dimana per daerah akan mendapat jatah 2000 TKI pertahunnya.
Untuk tenaga kerja, gaji yang diterima, menurut Saleh berkisar antara Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. Tenaga kerja dipekerjakan di perkebunan dan pengolahan ikan.
“Sebelum penempatan tenaga kerja, mereka melakukan pelatihan di Indonesia sebelum berangkat, mereka membuka lembaga pelatihan, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten / kota,” jelas Saleh.
Pekerja migran yang akan bekerja di Korea Selatan harus berusia minimal 18 tahun dan maksimal 45 tahun. Pelatihan biasanya memakan waktu tiga hingga enam bulan, dan setelah pelatihan, tenaga kerja diberangkatkan ke Korea Selatan.
Terkait perlindungan TKI, Saleh menjelaskan bahwa dirinya memiliki Perwakilan Luar Negeri dan pengacara untuk membantu TKI yang bermasalah.
COMMENTS