Pasangan yang menikah beda negara tentunya memiliki beragam kisah di baliknya. Kali ini, ada cerita dari pasangan Spanyol dan Indonesia yaitu Mark dan Yanti. Pasangan tersebut telah dikaruniai tiga orang anak dan menetap di Barcelona, Spanyol.

Kisah Mark dan Yanti cukup menarik untuk disimak. Pasalnya, dalam sebuah kesempatan, Mark membeberkan alasan mengapa ia yakin menikahi wanita Blitar yang berstatus TKW dan juga keinginannya untuk menjadi mualaf. Seperti apa ceritanya?

Menanggapi pertanyaan dari netizen, Mark dan Yanti langsung menjawab hal tersebut melalui siaran langsung di Facebook, beberapa waktu yang lalu. 

Dalam siaran tersebut, Yanti ungkap bahwa mereka bertemu saat masih sama-sama bekerja di Hong Kong. 
[post_ads]
Di negara tersebut, Yanti bekerja sebagai TKW, tepatnya menjadi asisten rumah tangga. Di saat bersamaan, Mark juga berada di negeri yang sama dan bekerja di sebuah perusahaan.

"Ketemu di Hong Kong waktu aku kerja jadi TKW," katanya, dikutip dari akun Facebook Yanti Guixé pada Rabu (2/3/2022).

"Dan aku kerja di perusahaan di Hong Kong," sambung Mark.

Lebih lanjut, Mark kemudian memberikan alasan soal keyakinannya menikahi Yanti. Soal status, pria mualaf tersebut ungkap bahwa itu bukan hal yang penting. Baginya, hanya perlu cinta yang tulus dari dalam hati.

"Enggak ada apa-apa (alasan). Yang penting cinta dari hati," tuturnya romantis sambil mencium sang istri.

Yanti lalu melengkapi pernyataan sang suami. Ia ungkap bahwa orang asing memang cenderung tak memandang status seperti warga negara Indonesia.
[post_ads_2]
"Karena status itu tak masalah kalau di sini tuh. Sebagian dari orang kita tuh memandang seorang TKW atau ART itu sedikit rendah. Tapi orang di sini itu sama sekali tak memandang rendah status," paparnya.

Hari bahagia keduanya berlangsung di Indonesia,. Pernikahan mereka digelar di kampung halaman Yanti demi kehadiran seluruh anggota keluarga.

"Aku menikahnya di Blitar, Jawa Timur. Pernikahannya di rumahku, di kampung. Sengaja biar keluarga di Indonesia dan Barcelona bisa kumpul. Kalau di Barcelona, ibu aku tuh enggak bisa karena takut naik pesawat," ungkap Yanti.

"Orang tuaku suka naik pesawat. Sehingga mereka senang datang di Indonesia," tambah Mark.

haibunda