SUARABMI - Di balik cerianya TKW yang suka selfie di Dunia Maya, ternyata semua itu hanya selingan di saat TKW lagi budrek dan stress akibat tekanan pekerjaan dan lingkungan.
Padahal kalau di dunia nyata, kehidupanya nggak seperti yang di gambarkan di dunia maya. Dimana dia harus membanting tulang demi keluarga di rumah, apalagi yang punya suami yang tiap bulan selalu bertanya (Mah udah kirim belum?) dan kalaupun nominal kirimanya tidak sama dengan bulan lalu, suaminya akan menanyakan dengan serius.
[post_ads]
Selain itu juga harus menahan rindu terhadap kampung halaman, berbeda merantau di ibu kota yang bisa pulang kampung kapan saja, tapi kami (para TKW) hanya bisa pulang kampung/ cuti jika kontrak selesai.
Yang mana kalau bekerja belum maksimal di marahi majikan, terkadang tengah malam harus bangun di saat orang sedang terlelap tidur, karena mendapat job seperti itu.
Seandainya semua orang berfikir bagaimana penderitaan menjadi TKW, mungkin akan ada yang berkata 'Semoga perjuanganmu mebawa kebahagiaan di hari tuamu wahai TKW'.
Terkadang orang menganggap TKW itu murahan lah, jual ini, jual itu, tapi itu hanya segelintir saja dan hal itulah yang di gebyah uyah sehingga dimata dunia semua TKW itu NAKAL.
Tahukan kamu, kalau kehidupan TKW sesungguhnya tak seperti yang tampak di media sosial, kehiduan mereka keras karena aturan kerja yang killer dari majikannya.
TKW itu harus bekerja banting tulang demi keluarganya di rumah, bahkan membiayai suaminya yang tiap bulan selalu bilang, 'Mah, udah kirim belum?'. dan kalaupun jumlah kirimannya tidak sama, suami selalu menanyakan dengan serius.
[post_ads_2]
TKW itu harus menahan rindu terhadap kampung halamannya, terhadap anak-anaknya dan keluarganya? Namun mereka hanya bisa pulang atau cuti jika kontrak telah usai.
TKW juga selalu kena marah majikan jika bekerja tidak maksimal, bahkan tengah malam harus bangun disaat orang terlelap tidur karena tuntutan pekerjaan.
Masih banyak lagi yang menstempel TKW dengan cap murahan, jual ini lah, jual itu lah, walaupun hanya segelintir, namun itu mengena kepada semua TKW.
Tahukah kamu wahai suami, tak sepantasnya istrimu berjuang menjadi TKW hanya untuk kehidupan mu dan anak-anakmu. Engkaulah yang seharusnya menafkahi kami...