KabarBMI
Pamerkan Budaya Indonesia di Taipei Kemarin, Tuai Pujian Dari Warga Taiwan, Indonesia Hebat
Suara BMI
SUARABMI.COM - Komunitas Indonesia di Taiwan mengadakan pameran budaya tradisional tahunan di Taipei pada hari Minggu kemarin, yang memungkinkan orang Indonesia untuk merayakan dan memamerkan warisan budaya mereka yang kaya.
"Indonesia Tempo Doeloe II," yang diadakan di Museum Nasional Taiwan Cabang Nanmen, melihat anggota komunitas Indonesia Taiwan merayakan warisan mereka dengan pertunjukan budaya, makanan, permainan, dan peragaan busana.
Budaya etnis dari seluruh Indonesia ditampilkan pada acara tersebut melalui pertunjukan dan pakaian, sementara makanan, pakaian, dan produk dari berbagai daerah di negara kepulauan yang luas seperti Bali dan Surabaya dijual di kios-kios.
[post_ads]
Bagus Anggi Satriyo Mandiri, 29, seorang pekerja pabrik Taoyuan yang juga presiden Himmas, penyelenggara utama acara tersebut, mengatakan kepada CNA bahwa tujuan utama mereka adalah untuk memungkinkan orang Indonesia di Taiwan untuk terus merangkul budaya mereka yang kaya.
Himmas adalah organisasi mahasiswa di Universitas Terbuka Taiwan, cabang Universitas Indonesia Terbuka Taiwan.
“Kita harus tetap mempromosikan budaya kita selama berada di Taiwan,” kata Bagus.
Penting bagi masyarakat Indonesia untuk tidak melupakan budaya mereka ketika berada di negara lain, tambah Bagus.
Ada total 245.365 pekerja migran Indonesia di Taiwan pada akhir September, menurut statistik Kementerian Tenaga Kerja.
Baik sebagai buruh pabrik maupun mahasiswa manajemen, Bagus mengatakan pendidikan sangat penting untuk pengembangan diri.
“Pendidikan itu penting karena memberikan kita pikiran analitis dan membantu kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” kata Bagus, yang berharap bisa lulus dengan gelar sarjana tahun depan.
[post_ads_2]
Fajar Nuradi, direktur Departemen Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Sosial Budaya di Kantor Ekonomi dan Perdagangan Indonesia di Taipei, juga berada di lokasi untuk mendukung promosi budaya negaranya.
“Kita harus ingat bahwa kita orang Indonesia, kita harus bangga dengan Indonesia dimanapun kita berada,” kata Fajar.
Salah satu yang menarik dari acara tersebut adalah penampilan Barong, makhluk mitos seperti singa dari Bali, yang dilanjutkan dengan peragaan busana yang menampilkan 29 orang model pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
Huang Sing-da (黃星達), kepala departemen pendidikan Museum Nasional Taiwan, mengatakan museum merasa terhormat untuk menyediakan tempat untuk acara tersebut karena menandakan inklusivitas kolaborasi budaya.
"Museum adalah tempat tanpa batas, semuanya dapat ditemukan di sini, dan apa pun bisa terjadi di sini," kata Huang. "Di mana pun Anda berada, dari mana Anda berasal, museum ini terbuka untuk semua orang."
Pekan raya tahun ini merupakan edisi kedua Indonesia Tempo Doeloe, yang pertama digelar pada September tahun lalu di tempat yang sama.
focustaiwan