Bakso Viral Mantan TKI, Per Porsi hanya 2000 rupiah, Sehari Bisa Habis 5 Kwintal Daging
Ketika sejumlah harga bahan pangan melonjak tajam, hal ini bukan masalah bagi Muhammad Mansyur, atau akrab disapa Pak Ndut.
Bahkan pada masa Pandemi Covid-19, mantan TKI yang sempat bekerja di Malaysia tersebut, justru memiliki semangat sosial tinggi untuk berbagi dengan sesama.
Hal itu, dilakukan Pak Ndut bersama sang istri dengan menjual makanan bakso, dengan harga di bawah harga pasaran yakni Rp 2.000 Rupiah per porsi.
"Di tengah kondisi yang sulit seperti sekarang, kami ingin bantu masyarakat mendapatkan makanan yang layak, tapi kualitasnya tidak murahan dan kandungan gizinya tetap ada. Mereka yang datang cukup membayar Rp 2.000 untuk semangkuk bakso untuk paket standar yaitu berisikan 5 buah bakso kecil bersama kuahnya," kata Pak Ndut, saat ditemui di warung bakso miliknya, di Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Sabtu (19/2/2022).
[post_ads]
Meski dari sisi harga sangat ramah di kantong, tapi peminat Bakso olahan tangan Pak Ndut digemari konsumen dari berbagai lapisan masyarakat dari kelas menengah bawah hingga kalangan atas.
Tak jarang, di warung sederhananya, pasangan suami istri yang memiliki kebiasaan tirakat puasa Senin dan Kamis itu, kerapkali menemui konsumen yang membawa mobil mewah. Bahkan mereka tidak sungkan untuk menambah bakso yang dikonsumsi.
"Selama berjualan Rp 2.000 per porsi, memang banyak suara miring. Tapi kami tetap buka usaha, karena bagi kami hal utama bukan cari keuntungan, namun bagaimana caranya konsumen bisa datang lagi dan makan bakso di sini. Ya kalau mau dihitung-hitung, antara modal dan keuntungan ya kami justru rugi bukan untung," katanya.
Sementara itu, dengan masih berlangsungnya PPKM karena Pandemi Covid, Istri dari Pak Ndut, bernama Kholifah memiliki cara unik dalam mempertahankan bisnis bakso.
"Saat Pandemi Covid-19, kami coba membuat Bakso yang dibekukan atau dikenal dengan Bakso Frozen. Alhasil omzet selama Pandemi ini justru meningkat. Ada pula sejumlah warga yang tiba-tiba datang dan ingin menjual kembali bakso Frozen ini, kata mereka pasarnya lumayan banyak, karena Pandemi Covid-19 semuanya terbatas, jadi alhamdulilah laku," katanya.
Dari besarnya antusiasme konsumen ini, bisnis Bakso Pak Ndut mampu menghabiskan bahan baku sebanyak 2 kuintal daging per hari saat kondisi normal. Sementara, ketika ada hari libur (weekend) jumlah bahan baku daging yang digiling menjadi bakso naik menjadi 3-5 kuintal daging per hari .
[post_ads_2]
Untuk diketahui, awal mula bisnis bakso 2.000 Rupiah milik Pak Ndut dimulai sejak masa Krisis Moneter tahun 1997. Momentum ini, terjadi ketika Pak Ndut telah resmi menikah dan memilih pulang ke tanah Air di Desa Besuk, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, pasca bekerja di Negeri Jiran, Malaysia sekitar tahun 1989.
Pada saat itu, ia mengawali karir dengan berjualan cilok keliling desa. Tapi setelah 13 tahun lamanya, Pak Ndut memutar otak demi menghidupi keluarga, maka dipilihlah berjualan bakso pada tahun 2010-2011 hingga eksis sampai sekarang dan telah membuka satu cabang di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Selain menjual bakso Rp 2.000 per mangkuk, di warung tersebut juga tersedia bakso varian lain seperti Bakso Dobel, Bakso Besar, Bakso Campur A, Bakso Campur B, Tahu Bakso, dan lainnya. Usaha tersebut, juga didukung oleh puluhan karyawan yang setia bersama Pak Ndut, di mana mereka ini pada umumnya memiliki latar belakang sebagai anak putus sekolah atau pengangguran di sekitar warung miliknya.
sumber, tv, rri
COMMENTS