Modal Dari Taiwan dan Korea, Mantan TKI Ini Sukses Ternak Sapi Hingga Punya 320 Ekor
Bekerja merantau ke luar negeri tak selamanya mampu mengubah nasib seseorang untuk menjadi lebih baik. Perumpamaan tersebut seakan menjadi cambuk bagi Dimas Hidayat, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Lamongan Jawa Timur, untuk pulang ke tanah kelahiran demi memulai usaha peternakan sapi.
Tak disangka, usaha peternakan sapi yang telah dijalaninya selama dua tahun terakhir ini, kini telah berbuah manis. Dari delapan ekor indukan sapi yang dibelinya dengan menggunakan uang modal tabungan dari bekerja selama di Taiwan dan Korea telah berkembang menjadi 320 ekor sapi.
Menempati lahan kosong di halaman belakang dan sebagian ruang gudang ratusan sapi milik Dimas, siap untuk dipasarkan kembali jelang Idul Adha. Pada tahun sebelumnya, rumahnya yang ada di Desa Sumberdadi, Kecamatan Mantup kabupaten Lamongan saat mendekati hari kurban selalu ramai didatangi pembeli.
[post_ads]
“Idul Adha tahun lalu rumah kami ini, tak pernah sepi dari kedatangan tamu yang ingin melihat dan membeli sapi. Kini mungkin karena adanya wabah virus corona, akhirnya sistem penjualan menggunakan via media sosial. Kirim foto sapi, jika harga cocok langsung dibeli, “ ungkap Dimas kepada SariAgri.
Selain beternak sapi di rumah, ia juga menggandeng mitra warga sekitar sebagai peternak yang merawat sapi-sapi miliknya dengan sistem bagi hasil jika laku terjual. Mesti awal usahanya ini sempat jatuh bangun, namun Dimas tidak pernah putus asa.
Ia bahkan bersyukur menjadi peternak sapi memiliki banyak keuntungan daripada menjadi pekerja di luar negeri. Bahkan penghasilannya sebagai buruh bangunan di beberapa proyek di Taiwan dan Korea tak sebesar pendapatnya menjadi pengusaha peternakan sapi.
“Kalo dibandingkan enak mana saat bekerja di luar negeri dengan menjadi peternak. Saya bilang jadi pengusaha peternakan jauh lebih enak. Dari sisi waktu kita bisa bebas mengatur saat kapan ke kandang dan saat kapan bisa menikmati untung dari menjual sapi. Kelebihan lain, kita bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi warga desa sekitar sebagai mitra, “ ucapnya dengan penuh senyum bangga.
[post_ads_2]
Bicara penjualan, Dimas mengaku optimis, meski diterpa pandemi Covid-19, tak menyurutkan antusias pembeli. Pada beberapa hari, jelang hari raya Idul Adha, pesanan sapi di peternakan Dimas mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu.
Ia menyebutkan sudah ada pesanan 60 ekor sapi, siap dikirim ke berbagai daerah di sekitar Lamongan, seperti Gresik, Tuban, Bojonegoro hingga Surabaya.
Rata-rata sapi miliknya telah dipesan sejumlah pejabat dan pengusaha. Harga per ekor sapi milik Dimas dijual antara Rp 22 juta hingga Rp 35 juta, tergantung jenis dan juga berat sapi. (Arief L/SariAgri Jawa Timur)
COMMENTS